Selamat Datang Di Web program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan Universitas Sari Mulia

Webinar Nasional Kebidanan 2022

Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE/ mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin. Menurut Sudiman dalam Ngaisyah, stunting pada anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan anak dapat memberikan dampak yang sulit diperbaiki. Salah satu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi stunting yaitu status ekonomi orang tua dan ketahanan pangan keluarga. Status ekonomi orang tua dapat dilihat berdasarkan pendapatan orang tua. Pendapatan keluarga merupakan pendapatan total keluarga yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu hasil kepala keluarga, hasil istri, hasil pemberian, hasil pinjaman, dan hasil usaha sampingan per bulan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ngaisyah pada tahun 2015 menunjukkan bahwa pada kelompok stunting lebih banyak pendapatannya adalah dibawah UMR yakni sebanyak 67 responden (35,8%) , sedangkan yang memiliki pendapatan diatas UMR hanya sedikit yakni sebanyak 45 orang (22%).2 Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Lestari et all. tahun 2014 menunjukkan bahwa pendapatan keluarga yang rendah merupakan faktor resiko kejadian stunting pada balita 6-24 bulan. Anak dengan pendapatan keluarga yang rendah memiliki resiko menjadi stunting sebesar 8,5 kali dibandingkan pada anak dengan pendapatan tinggi. Rendahnya tingkat pendapatan secara tidak langsung akan menyebabkan terjadinya stunting hal ini dikarenankan menurunnya daya beli pangan baik secara kuantitas maupun kualitas atau terjadinya ketidaktahanan pangan dalam keluarga. Menurut Peraturan Pemerintah No 68 Tahun 2002 dan UU Pangan No 18 Tahun 2012 tentang Ketahanan Pangan, maka ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan konsumsi pangan yang cukup merupakan syarat mutlak terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga. Ketidaktahanan pangan dapat digambarkan dari perubahan konsumsi pangan yang mengarah pada penurunan kuantitas dan kualitas termasuk perubahan frekuensi konsumsi makanan pokok. Ketahanan pangan keluarga erat hubungannya dengan ketersediaan pangan yang merupakan salah satu faktor atau penyebab tidak langsung yang berpengaruh pada status gizi anak. Gizi buruk menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada balita, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya atau disebut dengan balita pendek atau stunting.

Di Indonesia, kejadian balita stunting merupakan masalah kesehatan utama yang dihadapi (Kemenkes RI, 2018). Prevalensi stunting atau pendek di Indonesia cenderung statis. Hasil Riskesdas pada tahun 2007 menunjukan prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 36,8%. Pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 35,6%. Akan tetapi, pada tahun 2013 prevalensi balita stunting Kembali meningkat menjadi 37,2% dan pada tahun 2016 prevalensi balita stunting semakin turun menjadi 27,5%. Pada tahun 2017 dan 2018, prevalensi stunting Kembali meningkat menjadi 29,6% dan 30,8% (Pusdatin, 2018; Riskesdas, 2018).

Kalimantan Selatan merupakan provinsi dengan stunting ke 5 tertinggi dari 20 provinsi di Indonesia, yaitu 44,2% yang mengalami stunting. Selain itu Kalimantan Selatan juga merupakan provinsi stunting ke 11 dengan kategori stunting serius. (Dinda, 2018). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin jumlah penderita stunting 2014 sebanyak 13,96%, tahun 2015 meningkat menjadi 21,55%, sedangkan pada tahun 2016 20,33% dan terakhir pada tahun 2017 12,60%. (Pusparani, 2019).Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Pekauman jumlah balita mengalami stunting pada tahun 2018 sebanyak 7,38% dan mengalami peningkatan pada tahun 2019 menjadi 319 18,5 % balita mengalami stunting. (Puskesmas Pekauman Banjarmasin, 2019)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka Jurusan Kebidanan UNISM ingin melaksanakn kegiatan Webinar Nasional sehingga dapat memberikan edukasi kepada tenaga Kesehatan dan masyarakat pada umumnya tentang bahaya stnting serta pentingnya mecegah stunting

 

Materi 1 : Materi Prof. DR. dr. Triawanti, M.Kes (Lihat/ Download Disini)

 

Materi 2 : Dr. Theresia Dimiyati L., SKM., MM., Ph.D (Lihat/ Download Disini)

(Materi 2 : Download Disini)

Materi 3 : Hj. Supri Nuryani, SST.,SKM., MMKes (Lihat/ Download Disini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow by Email
Instagram
Telegram
WhatsApp